Bukan Gila Rupa
Salah jika kau anggap aku hanya mengagumi wajahmu
Karma wajahmu bukan keabadian sejati
Itu hanya gambar yang akan segera pudar oleh kejamnya waktu
Aku anggap itu karunia yang tuhan beri
Bukan sesuatu yang harus dipuja dan diagungkan
Hanya sekali kusambut syukur trus kubiarkan terpampang
Aku kagumi cintamu yang begitu tulus menyertaiku
Membawaku ke alam sadarku
Bahwa rupa bukan segalanya
Meski kau sering lontarkan itu padaku
Tapi aku hanya tersenyum menatapmu
Seperti kisahmu dulu
Begitu kau dambakan kesempunaan
Begitu kau agungkan materi
Hingga para nabi kau duplikasikan pada mimpimu
Sungguh indah harapmu
Namun mungkin sekarang itu punah mungkin!
Atau masih ada dalam sudut hatimu yang terkecil
Aku tak tahu
Yang perlu kau tahu aku bukan jiwa yang gila akan rupa
Tak Sebanding
Antara bumi dan langit
Antara cantik dan jelek
Antara hitam dan putih
Antara bawah dan atas
Antara pintar dan bodoh
Antara kaya dan miskin
Antara bulan dan matahari
Antara iya dan tidak
Antara siang dan malam
Antara api dan air
Antara bersih dan kotor
Antara maju dan mundur
Antara kuno dan modern
Kita tercipta dengan semua itu, dan takkan pernah ada persamaan
Yang ada hanya perbedaan semata
Namun ku tetap bersyukur
Karena tuhan memberiku kehidupan
Meskipun kenyataan hidupku pahit
Aku masih bisa tersenyum manis
Antara Bumi dan langit
Begitu tinggi dirimu
Di atas segalanya
Mencoba meraih tapi dengan apa
Kaupun tahu aku siapa
Dan kemampuanku bagaimana
Jika aku punya tangga
Aku ingin coba naik ke atas sana
Meraihmu menyentuhmu dengan cinta
Tapi kita tak sama
Engkau terlalu jauh disana
Cobalah mendekat jika kau bisa
Tapi mungkin terlalu mahal dirimu
Menyentuh jasadkupun kau malu
Biarlah ini semua sudah ada takdir tertera
Aku Cuma mampu memandangmu dari jauh
Tanpa bisa memilikimu
Tapi rinduku cukup terobati
Akan kutamankan pengertian dalam hati
Bahwa kau dan aku laksana langit dan bumi
Takkan mungkin saling berpeluk meski dalam mimpi
Antara Hitam dan Putih
Begitu suci dirimu
Bersih bak selembar kain putih
Tak mungkin ku nodai dengan hitamku
Tak mungkin ku ukir warna ini dihatimu
Yang mengerti putih hanya putih
Tak mungkin putih rela dikotori
Oleh sesuatu yang tak berarti
Kelam hidupku sehitam kisahku
Indah dirimu seagung warnamu
Tak mampu ku ucapkan sesuatu
Karena pada kenyataan tak mungkin semua berbaur jadi Satu
Kita tercipta dengan dalamnya jurang pembeda
Hingga bibirmu tak henti ucapkanya
Lirih senyumku melihatmu
Yang berdakwa tentang perbedaan
Aku tertunduk malu
Dan sesali hidupku
Mengapa semua harus ke alami dalam diriku
Mengapa hitamku menjadi boomerang untuk diriku
Tapi mungkin ini sudah jalanku
Antara Cantik dan Jelek
Maha suci Allah atas segala karunianya
Yang telah mengukir raut cantik di wajahmu
Begitu sempuna kupandang
Meskipun sulit untuk dilupakan
Bak suatu lukisan
Aku tak henti memuja
Tapi bukan wajahnya
Melainkan penciptanya
Dan diriku yang tercipta dengan kekurangan
Hanya geli mendengar ucapanya
Oh …! Aroganya bukan main
Dia lupa pelukis wajahnya
Tapi begitulah dia
Seperti biasa
Berbicara ceplas ceplos seperti hobinya
Dengan alunan pedas suara
Oh hatiku sangat pedih mendengarnya
Oh tuhan sungguh lucu ciptaanmu yang satu ini
Mengapa tak kau bisiki sedikit suara dihatinya
Biar dia ingat siapa dirnya, dan saat dia sadar ternyata dia bukan siapa siapa
Setengah Hati
Waktu telah mengetok palunya
Dia telah beritahu kita akan perpisahan
Bukan karena benci atau paksaan
Tapi karena masa depan
Aku titipkan hatiku padamu
Rawatlah dengan segenap jiwamu
Jika disana kau temukan jiwa baru
Kembalikan hatiku pada tempatnya
Akan kubalut seperti luka – luka
Dan hatimu akan ku kembalikan padamu
Hadiahkan kepada hatimu yang baru
Cinta hanya setengah hati tak mungkin kita paksakan
Biarlah dia datang dengan cinta
Dan pergi dengan cinta pula
Suara Hati
Berapa lama aku harus menunggu
Mungkinkah kau akan datang padaku
Berapa lama harus kulewati waktu sendiri
Mungkinkah kau disana setia menanti
Bukan ku ragu
Bukan pula aku tak mempercayaimu
Pasti kau mengerti isi hati
Aku hanya takut kehilangan
Aku hanya takut kau mendua
Tak mampu ku jauh
Tak mampu ku sendiri
Biarlah aku beri pengertian hati ini
Tentang kepergianmu
Tentang jarak yang memisahkan kita
Pasti hati ini bisa terima semua
Asal kau bisa jaga perasaan ini
Kamis, 21 Januari 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar